Pertama di Indonesia, Dukungan BAZNAS untuk Program SDGs Bidang Energi Baru Terbarukan

14 September 2017

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sepakat memberikan kontribusi pertama untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia.

Penyaluran zakat sejumlah USD350.000 oleh BAZNAS adalah untuk mendukung United Nations Development Programme (UNDP) melalui Project Market Transformation through Design and Implementation of Appropriate Mitigation Actions in the Energy Sector (MTRE3), yaitu program pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dapat mendukung pengentasan kemiskinan dan penyejahteraan masyarakat melalui peningkatan akses terhadap energi.

Menurut Wakil Ketua Komisioner Baznas, Zainulbahar Noor Prinsip-prinsip Islam mendukung proses pembangunan yang inklusif secara sosial. Kontribusi ini merupakan bagian dari visi kami untuk memiliki dampak yang lebih besar terhadap pembangunan di Indonesia yang akan menguntungkan masyarakat termiskin dan paling tidak beruntung di negara ini.

Dalam prosesnya semua pihak (UNDP, EBTKE-ESDM, Baznas dan Bank Jambi) memastikan bahwa manfaat PLTMH ini akan diterima kepada pihak yang tepat, yaitu masyarakat yang berhak atas penerimaan zakat.

Akses listrik sangat penting untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan di provinsi Jambi. Provinsi ini berada dibawah standar rata-rata nasional dengan rasio elektrifikasi 93.68 % dibandingkan dengan standar rata-rata nasional yaitu 95.35 % menurut data Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (per Desember 2017).

UNDP bersama Pemerintah Provinsi Jambi dengan dukungan dari Bank Jambi dan Baznas bekerjasama untuk implementasi SDGs di Provinsi Jambi. Revitalisasi 3 PLTMH dan pembangunan 1 PLTMH baru di Kabupaten Merangin dan Sarolangun menjadi upaya nyata bagi seluruh pihak untuk implementasi SDGs ini.

Francine Pickup, Wakil Direktur UNDP Indonesia mengatakan Kontribusi BAZNAS menandai sebuah langkah penting dalam penyaluran dana zakat untuk mencapai SDG untuk pertama kalinya di manapun di dunia. Agenda pembangunan global tahun 2030 adalah rencana ambisius untuk memberantas kemiskinan ekstrem, dan zakat memiliki potensi besar yang belum dimanfaatkan untuk memberikan kontribusi berarti dalam memastikan bahwa tidak ada perempuan, laki-laki atau anak yang hidup tertinggal.